OKR adalah singkatan Objectives dan Key Results. Yang berarti cara menentukan tujuan (goal-setting) dan apa tolak ukur (metrics) yang mengukur pencapaian tersebut.
Sesuai dengan namanya OKR terdiri dari dua komponen utama yaitu Objectives dan Key Results. Objectives adalah deskripsi kualitatif dari apa yang ingin dicapai. Deskripsi ini singkat, mudah diingat, menjadi sumber motivasi dan bisa menantang tim untuk melakukan yang terbaik untuk mencapai sebuah tujuan.
Sedangkan Key Results adalah sebuah set alat ukur yang mengukur kemajuan usaha yang sudah dilakukan untuk mencapai Objectives yang telah ditentukan. Sebuah objective sebaiknya terdiri dari 2-5 key results. Setiap key results harus bisa diubah menjadi angka untuk bisa terukur dengan baik.
Seperti namanya, OKR
memiliki dua komponen, yaitu:
· Objective adalah deskripsi kualitatif yang
menjelaskan tentang apa yang ingin Anda capai. Objective harus
singkat, inspirasional, dan menarik. Objective harus
memotivasi dan menantang tim.
· Key
Results adalah serangkaian
metrik yang mengukur kemajuan Anda menuju Objective. Untuk
setiap Objective, Anda harus memiliki 3 hingga 5 Key Results. Semua Key Results harus
kuantitatif dan terukur. Seperti yang dikatakan Marissa Mayer, mantan Wakil
Presiden Google: “Jika tidak memiliki angka, itu bukan Key Results“.
Jadi, Kenapa OKR Penting?
Transparency
Dengan transparasi, semua orang akan tahu apa goal yang ingin dicapainya dan apa goal yang ingin dicapai oleh rekannya. Bahkan jika diimplementasikan dengan benar, seharusnya seorang cleaning service pun bisa tahu apa OKR dari CEOnya.
Focus
Dengan mengimplementasikan OKR anda akan tahu hal — hal mana saja
yang seharusnya menjadi fokus dan tujuan anda, sehingga anda akan
mengesampingkan hal — hal yang tidak berhubungan dengan OKR anda.
Alignment & Engagement
Layaknya club sepakbola diatas, OKR memberikan gambaran yang jelas tentang apa tujuan dari perusahaan dan apa peran masing — masing, sehingga semua elemen di perusahaan bergerak ke arah yang sama.
Stretch for amazing
OKR adalah salah satu framework yang mengharuskan penggunanya
untuk tumbuh melebihi kemampuannya. instead of Roofshot, OKR mendorong diri
anda untuk melakukan Moonshot.
Contoh OKR Sales
Contoh OKR berikutnya kita lihat dari Kepala Departemen
Sales, dimana dia mempunyai Objective
utama yakni mencapai penjualan dengan rekor yang tertinggi di kuartal
pertama dan sekaligus meningkatkan index kepuasaan pelanggan hingga akhir
tahun.
Objective : Meningkatkan Penjualan yang Tertinggi dalam
Kuartal Pertama 2020
Key Results 1 : Mencapai target penjualan Rp 10 Milyar
hingga akhir kuartal 2020
Key Results 2 : Meningkatkan cross-sell dan up-sell dari
20% menjadi 40% hingga kuartal 2020
Key Results 3 : Meningkatkan Index Kepuasan Pelanggan
dari 3,5 menjadi 4,5 hingga Desember 2020
Kepala Departemen Sales ini menggunakan tiga contoh key
results untuk mencapai target sales, dan sekaligus meningkatkan customer
satisfaction index yang biasa dilakukan setahun sekali. Tolak ukur yang pertama
saya pikir sudah sangat jelas ya, yakni mencapai target penjualan Rp 10 Milyar
hingga Maret 2020.
Contoh key results berikutnya mendapatkan hasil penjualan
dari kegiatan cross-selling dan up-selling dari yang sebelumnya hanya 20%
menjadi 40%. Yang dimaksud cross-selling adalah pada saat pelanggan membeli
sebuah produk, salesman juga menawarkan produk-produk yang lain. Adapun
up-selling artinya teknik menjual produk tertentu agar bernilai jual lebih lagi
dengan memberikan tambahan manfaat, keunggulan atau garansi yang lebih
menguntungkan untuk pelanggan.
Ukuran indikator berikutnya yang digunakan adalah menjaga dan sekaligus meningkatkan kepuasaan pelanggan. Harapannya selain mencapai target sales, juga untuk menjaga kualitas customer service yang diberikan sehingga pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
S.M.A.R.T adalah kependekan dari 5 langkah dalam penetapan tujuan – specific, measurable (terukur), achievable (dapat dicapai), relevant, dan time-based (tenggat
waktu). Singkatan ini pertama kali digunakan dalam Management
Review edisi November 1981 oleh George T. Doran.
SMART goal adalah salah satu tool efektif yang digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis mereka secara realistis dan konsisten. Dengan menetapkan target yang SMART, hal tersebut akan
lebih mengarahkan anda menuju target yang ingin anda capai. Berikut
tahapan-tahapan dalam menyusun SMART goal:
1.
Buat Tujuan yang Spesifik
Poin
pertama adalah menekankan pentingnya menetapkan target yang spesifik;
benar-benar spesifik. Hindari target yang terlalu umum atau kurang mendetail.
Target tidak boleh ambigu, harus jelas, dan dipaparkan dengan bahasa yang
lugas. Kriteria tujuan (target) yang spesifik, yaitu:
1. Who – Siapa yang terlibat?
2. What – Target apa
yang ingin anda capai?
3. Where – Dimana target akan
dicapai? (identifikasi lokasi)
4. When – Kapan target ini
akan dicapai? Tentukan tenggat waktu
5. Which – Persyaratan dan
hambatan yang akan anda temui dalam proses? Identifikasi hal tersebut.
6. Why – mengapa anda
menetapkan tujuan ini? Tuliskan alasan dan manfaat jika anda berhasil mencapai
target anda.
2.
Miliki Kriteria untuk Mengukur Progress
Setelah
menentukan tujuan yang spesifik, tahap selanjutnya adalah mengukur progress
(kemajuan) dari tindakan yang sudah dilakukan. Untuk itu, ukurlah progress
dengan:
· Menanyakan
pertanyaan How – Berapa banyak dan bagaimana anda mengetahui
bahwa target tersebut telah tercapai .
· Membuat daily
reminder untuk menilai dan memastikan progress anda – buatlah jurnal
harian untuk menuliskan hal-hal penting yang terjadi dalam proses anda mencapai
target. Sehingga, anda dapat megetahui sudah seberapa dekat anda kepada target
anda.
3. Tetapkan Tujuan yang Realistis dan dapat
dicapai
Poin
ketiga ini menekankan bahwa target harus realistis dan dapat dicapai (attainable),
artinya target tidak boleh dibuat terlalu mudah (untuk performa standar tim
anda), tapi juga tidak boleh terlalu sulit sehingga terasa mustahil untuk
dicapai. Untuk membuat target anda tercapai anda perlu:
· Menilai
apakah tujuan yang sudah anda tetapkan dapat dicapai atau tidak, dengan
mengukurnya dari beban kerja tim, pengetahuan dan kemampuan tim atau dari
sumebr daya lain yang mendukung Jika tidak, maka anda bisa menetapkan tujuan
lain yang bisa anda capai di masa sekarang.
· Target
yang attainable juga akan menjawab pertanyaan, seperti :
Apakah anda sudah memiliki komitmen kuat untuk mencapai tujuan anda? Apakah ada
target lain yang lebih besar yang ingin anda capai?
4. Buat
Tujuan yang Relevan
Target yang relevan, jika tercapai, akan mendorong tim, departemen, dan organisasi lebih maju. Sebuah target yang mendukung atau selaras dengan target-target lainnya akan dianggap sebagai target yang relevan.
Sebuah target yang relevan akan memberikan jawaban ‘ya’ untuk semua pertanyaan ini:
·
Apakah
target ini layak diperjuangkan?
·
Apakah
target ini ada di waktu yang tepat?
·
Apakah
target ini sesuai dengan kebutuhan dan target anda yang lain?
·
Apakah
anda orang yang tepat untuk mengejar target ini?
5. Tetapkan
Tenggat Waktu
Ini
adalah bagian dari filosofi SMART yang melindungi target dari serangan krisis
sehari-hari yang biasa terjadi dalam organisasi. Target dengan tenggat waktu
akan menimbulkan urgensi.
Target
dengan tenggat waktu akan menjawab pertanyaan berikut:
·
Kapan?
·
Apa
yang bisa saya lakukan (selesaikan) dalam 6 bulan dari sekarang?
·
Apa
yang bisa saya lakukan (selesaikan) dalam 6 minggu dari sekarang?
·
Apa
yang bisa saya lakukan (selesaikan) hari ini?***
CHECK THIS OUT:
INSTITUT STIAMI : https://stiami.ac.id/
ENDRA MARSUDI : http://marsudi.id/